Maaf Yang Tak Pernah Terucap

    Suatu hari dimana kamu membuatku begitu jatuh cinta dengan Bromo, dimana pertama kalinya kamu membawaku melihat alam bebas yang luas itu. Dan membuat ku ingin kembali kesana lagi, lagi, dan lagi. Entah itu bersamamu atau orang lain. Tempat kisah kita dimulai dengan indah, tempat dimana Allah memperlihatkan ciptaannya yang begitu indah, yang begitu mencintai-Nya dengan sepenuh hati, yang selalu bersyukur dengan apa yang dia punya. Saat cerita kita usai aku tidak pernah benci tempat itu, bahkan aku ingin selalu datang kesana berharap bertemu dengamu dan mengulang kisah yang sama dengan hati yang berbeda.

    Aku senang mengenalmu walau hanya 3 bulan, aku senang menghabiskan waktu walau hanya sekali dalam seminggu. Aku adalah orang yang egois untuk diriku sendiri, selalu berbohong akan perasaan yang aku rasakan saat itu, berbohong agar terlihat kuat didepan semua orang padahal aku hanya menyelamatkan diriku dari rasa sakit yang nantinya akan timbul jika kamu pergi, tetapi aku malah melakukan kesalahan yang membuatku tak pernah bisa merasa baik-baik saja setelah kepergianmu hari itu. Bukan kepergianmu, tapi aku yang membuatmu pergi.
    
    Akulah yang membuatmu jauh dariku, kamu yang berharap akulah jodohmu, namun aku juga yang begitu dalam menyakitimu. Kamu kira hanya kamu yag berharap bahwa kisah ini akan panjang? Tidak, aku juga berharap yang sama, aku berharap kamulah jodohku, laki-laki baik terakhir yang ada dalam kisah cintaku, menjagaku, merawatku jika aku sakit, mengajariku tentang agama, dan menua bersama. Kamu kira aku tidak berpikir menjalin hubungan yang serius denganmu? Aku memang tidak memikirkannya tapi aku menginginkannya.

    Kamu tahu betul seberapa sulit hari-hari yang aku jalani saat itu, kehilangan cinta sejati semasa kecil dan menemukanmu sebagai pelipur lara. Tapi kamu tidak tahu bagaimana sulitnya aku setelah membuatmu pergi, kehilangan semua yang baik dalam hariku, hidup dengan rasa bersalah setelah membiarkanmu pergi dengan rasa sakit itu.
Mungkin sekarang hatimu sudah membaik, menemukan orang yang memang pantas untukmu, aku berharap kamu bahagia dimana pun kamu berada saat ini.

    Berpura-pura terlihat kuat didepan orang lain ternyata hanya membuat diri kita merasa lemah ketika sendiri, berjuang membahagiakan orang lain seharian dan lupa akan kebahagiaan yang hilang dari diri sendiri. Membohongi perasaan agar terhindar dari rasa sakit adalah hal bodoh yang aku lakukan saat bersamamu dan jujur dengan apa yang aku rasakan adalah hal yang terlambat aku sadari. Aku bahagia bersamamu. Aku harap kamu hanya mengarsip foto pertama kita di akun instagrammu bukan mengahapusnya.

    Bagaimana aku tidak bahagia setiap senyummu terbit aku tenggelam didalamnya. Biarkan itu menjadi kalimat yang selalu kamu ingat tentangku, aku harap.

    Jika diijinkan bertemu denganmu sekali saja, aku tidak akan memintamu untuk kembali bahkan kamu pun akan menolak jika aku memintanya, aku hanya ingin mengucapkan satu kalimat maaf yang panjang agar aku tidak hidup lebih lama lagi dengan rasa bersalah ini, agar aku bisa memaafkan diriku sendiri dan membuka hatiku untuk orang yang baru. Menyakitimu membuatku menutup rapat-rapat hati ini dari orang baru, membuatku tenggelam akan rasa bersalah yang begitu menyedihkan, bahkan membuatku berjanji tidak akan membuka hati ini untuk siapapun kecuali kamu.

    Maaf mungkin adalah kata yang mudah untuk diucapkan namun sulit untuk dilakukan bibir ini, meminta maaf tanpa berharap kamu memaafkanku adalah konsekuensi yang harus aku jalani, aku tidak akan memaksamu memaafkan jika hatimu belum siap, aku tidak akan meminta waktumu lebih lama jika kamu benci itu, Aku hanya memintamu untuk tetap bahagia.

    Tetaplah ada diakun twittermu agar aku bisa melihatmu tersenyum dari postingan yang kamu tulis, yang kamu retweet, atau yang kamu sukai. Aku hanya ingin kamu tahu,sejak awal kita dekat aku sudah menyayangimu hingga hari ini aku menulis tulisan ini. Dan akan terus begitu hingga kamu memintaku berhenti.

    Jika kamu merindukan setiap sudut kota yang kamu pernah tinggali, begitu pun aku merindukan setiap detik yang aku jalani bersamamu.


-Greeuinleft

    

Komentar

  1. Semoga aku dapat lelaki seperti ini. Untuk penulis, semoga menjadi wanita yang baik lagi :)

    BalasHapus
  2. Aku suka tulisan kakak. Relate banget sama kehidupan aku. Lanjutin cerita dan tulisan tulisannya kak.

    BalasHapus

Posting Komentar